Selasa, 25 Maret 2014

0

5 Pelukis Abstrak Terkenal di Indonesia

Seni Lukis abtraksi atau kita sering kenal dengan sebutan abstrak yaitu suatu objek tidak jelas yang sangat jarang di mengerti oleh orang lain hanya pelukis yang tahu akan arti lukisan tersebut dan beberapa orang saja yang mengerti suatu seni lukisan. Mungkin kita kurang mengenal Pelukis abstrak yang terkenal di Indonesia selain Affandi , nama itu sering kita tahu. ternyata masih ada beberapa nama pelukis abstrak yang terkenal di indonesia seperti Abas Alibasyah,Ahcmad sadali,Fadjar Sidik,Nashar dan masih ada beberapa nama lagi.
Inilah biografi dari Pelukis-pelukis Abstrak ternama di Indonesia:
1. Affandi

Affandi Koesoema, seorang sosok yang sederhana,yang lahir di cirebon pada tahun 1907, dengan bakat seni yang kental. Karya Affandi telah mencapai 2000 lebih dengan gaya ekspresionis dan romantis nya.yang telah di pamerkan di berbagai negara. membuatnya menjadi Pelukis terkenal di Indonesia begitu juga Internasional.
Beberapa Karya lukis Affandi yaitu : Potret diri, Andong, Pohon beringin (yang pernah di ikutsertakan di perlelang di singapura),Pelabuhan Rotterdam, Fisher Man, Barong, Kwan Khong, barong dan leak, borobudur di pagi hari, sapi, para pejuang dan masih banyak lagi.
Contoh lukisan karya Affandi.

Tahun: 1982
Judul : ” Barong I ”
Ukuran : 150cm X 200cm
Media : Oil on Canvas




2. Abas Alibasyah

Abas Alibasyah yang lahir di Purwakarta pada tahu 1928, bukan hanya terkenal sebagai pelukis terkenal di Indonesia namun Abas Alibasyah ini dikenal sebagai pejuang, pemikir dan organisatoris.
Berawal bersekolah di HIS (Holandsche Inlandsche School) dia mulai menyukai seni lukis dengan pelajaran menggambar yang sangat menonjol.
Pada tahun 1943 abas Alibasyah mulai mengembangkan bakat lukis yang ada pada diri nya  dan bergaul dengan pelukis lainnya seperti Hendra Gunawan, Barli Sasmitawinata dan Affandi.
Contoh larya lukisan karya Abas Alibasyah.










3. Achmad Sadali

Achmad Sadali yang lahir di garut pada tahun 1924, pelukis terkenal di indonesia yang berawal mengikuti pameran bersama pada tahun 1951. Dengan bakat seni yang dimilikinya berbeda, Achmad Sadali menuangkan karya seni abstrak dengan aksentuasi pada warna emas perada, yang mengisi dan membentuk bidang-bidang. yang selalu menjungjung tinggi kebesaran ILAHI.
Pada 30 Desember 1978, salah satu lukisannya yang berjudul Bidang Omber dan Sisa-sisa Emas, dengan latar gelap kehitaman. Di sana sini pada tempat yang tepat, ada pancaran warna emas. Komposisi lukisan vertikal pada bidang gambar yang horisontal.terpilih sebagai satu di antara tiga lukisan terbaik (bersama Lian Sahar dan Srihadi) pada Pameran Besar Seni Lukis Indonesia di TIM, Jakarta.
Contoh Lukisan Achmas Sadali.



 
 
 
 
 
 

4.Fadjar Sidik

Fadjar Sidik lahir di surabaya pada tahun 1930,
berawal dari dia bermukim di Bali selama 4th dari tahun 1957-1961 yang bermula beraliran seni lukis realis sekarang beralih ke abstrak pada tahun 60an, yang pada saat itu hanya melukis benda industri yang belum menjadi sebuah objek, dengan bakat yang ia punya, ia menggali bakat nya dan mengembangkan corak lukisan abstrak dengan dinamika keruangan, menggabungkan bentuk kotak serta bolatan2 yang menghasilkan sebuah karya lukisan yang elegan dan menjadi ciri khas dari karya seni Fadjar sidik.
Contoh karya lukisan Fadjar Sidik.









5.Nashar

Nashar adalah seorang pelukis terkenal di Indonesia yang bermukim di Jakarta, Ia lahir di Pariaman sumatra barat pada tahun 1928. dengan teknik lukisan aliran bebas dari objek-objek manusia, hewan serta lingkungan yang di cari dan di lihat nya dan di lukiskan dengan abstraksi total.warna kecerahan yang di tonjolkan menceritakan kehidupannya sehari-hari.
Satu dari beberapa pelukis Nashar mempunyai sistem rumusan kredo tiga non  yaitu non konsep, objek dan tehnik, karena Nashar melukis suatu lukisan berdasarkan keinginan jiwa yang keluar dari diri nya sendiri.
Contoh karya lukisan Nashar.









sumber : http://www.lukisan.info/art/5-pelukis-abstrak-terkenal-di-indonesia/
Read More
0


Karya Seni Lukisan Affandi
Ayam Tarung - Karya Seni Lukisan Affandi
Karya Seni Lukisan Affandi sudah sering kita lihat dan tidak asing lagi bagi dunia senirupa, namun kebanyakan yang selama ini kita nikmati adalah karya seni lukisan affandi dengan teknik plototan tube diatas kanvas dengan gaya ekspressionisnya. Dan pada kesempatan kali ini blog senirupa akan membagikan kepada anda semua karya seni lukisan affandi yang diciptakan diatas kertas yang kebanyakan menggunakan pastel, meskipun ada juga karya yang menggunakan cat air.
Sebelumnya kami sudah pernah membagikan kepada anda semua karya seni lukisan affandi beserta komentar dan biografinya. namun kali ini kami hanya akan membagikan karya seni lukisan affandi yang tersebar di berbagai negara seperti Tokyo, Amsterdam dan lebih banyak di Singapura.
Tak dapat dipungkiri Karya Seni Lukisan Affandi merupakan karya besar seorang pelukis sejati. Meskipun sang Maestro Affandi telah tiada, tetapi karya seni lukisan affandi menjadi aset berharga bagi perkembangan seni lukis Indonesia. Karya Seni Lukisan Affandi memberikan warna pada sejarah perkembangan senirupa Indonesia.
Berikut 27 buah karya seni lukisan affandi diatas kertas yang bisa anda apresiasi :
Karya Seni Lukisan Affandi
Affandi dan orang-orang munafik - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Andong di desa - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Perahu Bali - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Gadis Bali - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Prosesi Bali - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Perahu di Bali - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Perahu dibawah sinar matahari - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Dog - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Menara Eifel - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Bunga - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Landscape - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Sawah - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Saya dan teman dekat - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Self Portrait - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Potret Diri dengan pipa - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Portret Diri - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Self Portrait_02 - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Self Portrait 3 - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Perahu Matahari - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Tari Baris - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Tornado - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Desa di Spain I - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Desa di Spain II - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Kuda Putih - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Kota Paris - Karya Seni Lukisan Affandi

Karya Seni Lukisan Affandi
Pantai Bali - Karya Seni Lukisan Affandi

Itulah ke 27 dari karya seni lukisan affandi yang sempat admin blog senirupa bagikan kepada anda semua. maju terus seniman indonesia.

Read More
0

Karya Lukis Raden Saleh

Raden Saleh ~Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)
Di Perancis wawasan seni RS banyak dipengaruhi oleh gaya romantisme dari Pelukis Horace Vernet dan Gericault, dan mungkin juga tokoh romantisme terkenal Delacroix. RS mengkhususkan diri pada dunia pelukisan hewan yang dipertemukan dengan sifat agresif manusia. Karya-karyanya yang tidak biasa menunjukkan perpaduan nilai Jawa dan budaya Eropa. Menjadikannya sebuah aliran baru bagi pecinta seni.
Dr. Werner Kraus menyatakan, Raden Saleh adalah pelukis yang sejajar dengan pelukis ternama. Bahkan, dia memiliki kekhasan tersendiri, yakni karya lukisannya tetap tidak meninggalkan jati dirinya sebagai se orang Jawa Salah satu bukti pembenarannya ada dalam lukisan ”Banjir di Jawa”, yang teknik lukisan dan hasil lukisannya menyamai lukisan ”Raft of Medusa (Rakit Medusa)” karya Gericault. Pada lukisan itu terpancar suasana mencekam dan ekspresi orang-orang Jawa yang ketakutan akibat banjir yang menerjangnya sebagaimana ekspresi ketakutan orang-orang dalam Lukisan ”Rakit Medusa”.
Potret Sendiri Raden Saleh
Beberapa lukisan Raden Saleh yang menggambarkan perlawanan terhadap penjajahan antara lain “Perkelahian dengan Singa” dan “Gunung Merapi dan Merbabu”. Kedua lukisan itu dibuat tahun 1870 dengan gaya romantisme paradoks. Kedua lukisan itu sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial Belanda atas perlakuan terhadap dirinya yang semena-mena. Tanpa prosedur, ia ditangkap dan diadili oleh pemerintah kolonial Belanda karena dituduh terlibat dalam pemberontakan Bekasi 1869……. Pada lukisan “Antara Hidup dan Mati” (1848) digambarkan seekor banteng besar sebagai lambang bangsa Indonesia melawan dua ekor singa jantan dan betina sebagai lambang kolonial Belanda.
Sebagai pelukis, Raden Saleh dimunculkan sebagai legenda karena kualitas lukisan-lukisannya memang istimewa. Lukisan-lukisannya mempunyai aura yang sanggup menahan keabadian (hlm 144).
Menurut Werner Kraus, jumlah lukisan yang dibuat Raden Saleh 230 buah, tetapi sekarang di dunia ini hanya tinggal 150. Sisanya kemungkinan sudah hilang, Sebagian terbakar pada 1931 dalam Pameran di Paris.”
Nasionalisme
Salah satu karyanya yang terkenal dan mengandung makna yang syarat dengan nasionalisme adalah “Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)
Pengarang buku “Kuasa Ramalan”, Peter Carey menulis: ”…. Dua puluh lima tahun setelah Pieneman melukis adegan “penyerahan diri” yang heroik oleh Pangeran itu, seniman lain, kali ini seorang Jawa, Raden Saleh Syarif Bustaman (sekitar 1811–1880), menghasilkan lukisan yang sangat berbeda. Dengan judul dalam bahasa Jerman “Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des Javanischen Häuptlings Diepo Negoro” (Suatu lukisan [cat minyak] bersejarah, penangkapan Pemimpin Jawa Diponegoro), yang diselesaikan di studio Raden Saleh di Cikini (sekarang RS Cikini) tahun 1857 dan kemudian diserahkan kepada Raja Belanda, Willem III (bertakhta 1849–1890), dengan sikap aneh yang bermakna ganda. Karya ini memperlihatkan emosi yang luar biasa. Seorang Diponegoro yang jelas tampak berang berdiri tegak di bagian tengah lukisan, baru saja menaiki tangga Wisma Residen. Dengan berusaha keras mengendalikan gejolak hatinya, tatapannya sarat dengan tekad membara. Tangan kirinya terkepal melintang di pinggang, ia merentangkan tangan kanannya untuk menghibur seorang perempuan Jawa yang menangis— mungkin istrinya, Raden Ayu Retnoningsih, di sini suatu hasil kebebasan mencipta. (Karena) Tidak ada perempuan dalam rombongan Diponegoro pada saat penahanannya. … –yang dengan penuh kepedihan merengkuh kakinya. Seperti digambarkan oleh Kraus (2005:285– 6) dengan sangat hidup, wajah De Kock dan perwira Belanda lain tampak kosong seolah-olah menatap ke kejauhan.”
Dr I Ketut Winaya, dalam disertasinya di Universitas Udayana (2007) ( dan Buku: “Lukisan Lukisan Raden Saleh, Ekspressi Anti Kolonial”; Galeri Nasional 2008) menegaskan “semangat antikolonial Raden Saleh lewat pembacaan lukisan-lukisannya ….. pada lukisan potret H.W. Daendels di latar belakang figur gubernur jenderal itu bukan hanya pemandangan tropis nan molek, melainkan juga “tampak banyak terlukis bentuk manusia… mengingatkan… bahwa gubernur jenderal ini yang memerintahkan pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer… yang banyak menelan korban rakyat.” (halaman 80)
….pada potret Bupati Majalengka, keris yang disandang di samping dengan kepala keris mengarah ke depan menyimbolkan bupati ini sedang siap berperang. Dengan lukisan ini, “seolah- olah secara terbuka ia [Raden Saleh] kembali ke Indonesia siap siaga untuk memproklamirkan perang melawan kolonialisme.” (halaman 104)
….pada lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, di antara prajurit Diponegoro ada sosok Raden Saleh sendiri. Mudah disimpulkan bahwa sang pelukis menyatakan mendukung perlawanan ini; bukankah di antara keluarganya ada yang menjadi panglima Perang Diponegoro? Dan ini, kostum Pangeran Diponegoro, “apabila diamati dengan baik, di atas dan di tengah-tengah sorbannya diketemukan warna merah dan putih.”
……. “dalam hal ini jelaslah bahwa Raden Saleh mempergunakan lambang atau simbol merah putih tersebut sebagai bentuk perlawanan dalam ekspresi lukisan-lukisan antikolonial….” (halaman 112)
Menurut Carey, bahwa selama Raden Saleh berada di Paris, ada dugaan kuat bahwa Raden Saleh membocorkan kepada Pers mengenai pengasingan Pangeran Diponegoro, dan tulisan media setempat menyebabkan Kerajaan Belanda membuat bantahan keras melalui Duta Besar Belanda di Paris.
Prestasi lain
Raden Saleh juga menjadi anggota kehormatan Perhimpunan untuk Kebun Binatang dan Tumbuh- tumbuhan di Batavia; anggota kehormatan Perhimpunan Betawi untuk Seni dan IImu Pengetahuan (Bataviaasch Gennootschap voor Kunsten en Wetenschap); dan keanggotaannya untuk Koninkijk Instituut voor de Taal, Land-en Volkenkunde di negeri Belanda; dan Natuurkundig Verreninging in Nederlandsch Indie (Perhimpunan IImu Pengetahuan Alam di Hindia Belanda). Juga menjadi konservator pada “Lembaga Kumpulan Koleksi Benda-benda Seni”.
Peringatan dan Penghargaan
Para Raja zaman itu menganugerahinya tanda penghargaan, yang RS sematkan di dada. Di antaranya, bintang Ridder der Orde van de Eikenkoon (R.E.K.), Commandeur met de ster der Frans Joseph Orde (C.F.J.), Ksatria Orde Mahkota Prusia (R.K.P.), Ridder van de Witte Valk (R.W.V.), dll.
Pada tahun 2008, sebuah kawah di planet Merkurius diberi nama dari Raden Saleh.
Penghargaan dari Pemerintah Indonesia
Pada tahun 1969 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, memberikan secara anumerta Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia.
Perhatian Pemerintah yang lain adalah, pembangunan makamnya di Bogor atas perintah Presiden Soekarno (1953) yang dilakukan oleh Ir. Silaban. Pemugaran dan perbaikan makam dilakukan pada 2008 oleh Departemen Budaya dan Pariwisata.
PTT mengeluarkan perangko seri Raden Saleh dengan reproduksi dua lukisannya bergambar binatang buas yang sedang berkelahi.
Pada 11 Nopember 2011 Pemerintah R.I. menganugerahkan Bintang Mahaputera Adiprana kepada RS, Satya Lencanan tertinggi yang diberikan kepada seorang warga Negara Indonesia.
Indonesia boleh berbangga karena karya salah seorang puteranya dipamerkan dalam museum museum akbar di Eropah, seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan juga dipajang di museum bergengsi Louvre, Paris, Perancis. Sayangnya beberapa lukisan Raden Saleh telah musnah didalam kebakaran Pavilyun Kolonial Belanda dalam Pameran Internasional di Paris pada 1931.
Prestasi artistiknya mengangkat prestise RS didunia Internasional, dan karenanya patut dikenang dan dihargai dengan rasa bangga.
Read More
0

Seni grafis


Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
Gunung Fuji, dari Tiga puluh Enam Pemandangan Gunung Fuji), cukilan kayu berwarna karya Katsushika Hokusai

Media

Seniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D'Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.

Warna

Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya -- dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut -- diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.
Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.
Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.
Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.

Teknik

Tinjauan Umum

Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:
  • planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini meliputi: litografi, monotype dan teknik digital
Teknik lain dalam seni grafis yang tidak temasuk dalam kelompok ini adalah 'kolografi' (teknik cetak menggunakan kolase), proses digital termasuk giclée, medium fotografi serta kombinasi proses digital dan konvensional.
Kebanyakan dari teknik di atas bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada dalam kategori sama. Misalnya, karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah disebut dengan "etsa", tapi seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint, dan bahkan kadang-kadang tidak ada etsa-nya sama sekali.

Cukil Kayu

Cukil kayu , adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas. Teknik cukil kayu di atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks.
Seniman membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan tajam untuk mencukil bagian papan yang tidak akan terkena tinta. Bagian permukaan tinggi dari papan kemudian diberi tinta dengan menggunakan roller, lalu lembaran kertas, yang mungkin sedikit lembap, ditaruh di bawah papan. Kemudian papan digosok dengan baren (alat yang digunakan di Jepang) atau sendok, atau melalui alat press. Jika memakai beberapa warna, papan yang terpisah dipakai untuk tiap warna.
Seniman yang menggunakan teknik ini: Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.

"Melancholia I", engraving karya Albrecht Dürer, salah seorang seniman grafis.

Engraving

Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving (ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang rumit.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta dibersihkan dari permukaan, yang tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir. Kemudian plat ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan). Kertas kemudian mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir), menghasilkan karya cetak.

Etsa

"Tidurnya Pikiran menciptakan monster-monster" etsa dan aquatint karya Francisco Goya
Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer. Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar. Teknik etsa berlawanan dengan teknik cukil kayu, pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan rendah menahan tinta. Mula-mula selembar plat logam (biasanya tembaga, seng atau baja) ditutup dengan lapisan semacam lilin. Kemudian seniman menggores lapisan tersebut dengan jarum etsa yang runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving.
Tiga Salib, etsa karya Rembrandt

Mezzotint

Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke terang. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap.
Mezzotint dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena permukaan yang dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak yang solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan menggunakan burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan tone.
Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini dipakai secara luas di Inggris mulai pertengahan abad delapanbelas, untuk mereproduksi foto dan lukisan.

Aquatint

Adalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.

Drypoint

Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan dengan alat burin berbentuk "v". Sementara garis pada engraving sangat halus dan bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur, pada drypoint. Karena tekanan alat press dengan cepat merusak kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electro-plating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan abad limabelas yang memiliki julukan Housebook Master, di mana semua karya-karyanya menggunakan drypoint. Di antara seniman old master print yang menggunakan teknik ini: Albrecht Dürer memproduksi 3 karya drypoint sebelum akhirnya berhenti menggunakannya; Rembrandt sering menggunakannya, tapi biasanya digabungkan etsa dan engraving.

Litografi

La Goulue, Poster litografi karya Toulouse-Lautrec.
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur. Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman , untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada permukaan. Lalu dilapisi gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi; selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan; karena air menolak sifat minyak pada tinta maka tinta hanya menempel pada bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar kertas lembap diletakkan pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat press. Teknik litografi dikenal dengan kemampuannya menangkap gradasi halus dan detail yang sangat kecil.
Variasi dari teknik ini adalah foto-litografi, di mana gambar ditangkap lewat proses fotografis pada plat logam; kemudian pencetakan dilakukan dengan cara yang sama.

Cetak Saring

Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film.) Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah ditransfer ke kertas/kain. Tiap warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen bisa dipakai lagi setelah dibersihkan.

Cetak Digital

Cetak digital merujuk pada image/citra yang diciptakan dengan komputer menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet, dan sebagainya. Citra tersebut bisa dicetak pada bahan yang bervariasi termasuk pada kertas, kain atau kanvas plastik. Reproduksi warna yang akurat merupakan kunci yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi dengan yang berkualitas rendah. Warna metalik (emas, perak) sulit untuk direproduksi secara akurat karena akan memantul-balikkan sinar pada scanner digital. Cetak digital berkualitas tinggi biasanya direproduksi dengan menggunakan file data ber-resolusi sangat tinggi dengan printer ber-presisi tinggi.
Cetak digital bisa dicetak pada kertas printer desktop standar dan kemudian ditransfer ke art paper tradisional (misalnya, Velin Arch atau Stonehenge 200gsm). Salah satu cara mentransfer berkas adalah dengan meletakkan hasil cetakan menghadap permukaan, art paper kemudian diolesi dengan Wintergreen oil di belakang cetakan, kemudian dipress.
Sosiolog Jean Baudrillard memiliki pengaruh besar dalam seni grafis digital lewat teori yang diuraikannya dalam Simulacra and Simulation.
Seniman yang menggunakan teknik ini: Istvan Horkay,Zazie (seniman surrealis)

Lihat pula

Wikidata: Printmaking

Seniman Grafis

Seniman grafis Indonesia

Pranala luar

Read More